Liverpool Seharusnya Mendapat Hadiah Penalti

Arsitek The Reds, Jurgen Klopp merasa sangat kecewa dengan kepemimpinan wasit ketika timnya berhadapan dengan Stoke City pada Sabtu malam kemarin dan laga tersebut harus berakhir dengan imbang tanpa gol. Pria asal Jerman ini mengakui jika anak asuhnya memang tidak bermain seperti biasanya namun kami seharusnya mendapatkan sebuah penalti ketika Erick Pieters melakukan handball di kotak terlarang tapi protes dari pemain tuan rumah sama sekali tidak berbuah manis. Klopp menilai seandainya kami mendapat penalti maka saya percaya laga akan berjalan sangat berbeda, ada beberapa catatan yang patut untuk diberikan kepada para pemain dimana mereka sudah berusaha semaksimal mungkin agar bisa meraih tiga poin penuh namun kami memang kurang beruntung dan saya juga tidak lupa mengucapkan rasa terima kasih atas dukungan penuh dari suporter Liverpool.

Klopp dalam komentarnya bersama wartawan menyatakan bahwa apa yang dilakukan oleh pemain Stoke City sudah sewajarnya wasit memberikan hukuman penalti dan itu semua terlihat sangat jelas. Jika pada saat melawan Manchester City di Liga Champions mungkin kami bisa menerima kenyataan tersebut tapi ini adalah Liga Inggris dan kelalaian tersebut seharusnya tidak boleh terjadi. Tambahan satu poin ini memang membuat posisi Liverpool tidak bergeser dari peringkat ketiga klasemen sementara namun kini mereka memiliki potensi untuk berada di posisi keempat karena Spurs saat ini memiliki dua pertandingan lebih banyak dan persaingan empat besar diyakini masih akan tetap panas.

Menjelang kompetisi bakal berakhir Liverpool memang dituntut untuk membagi konsentrasi yakni di Premier League dan Liga Champions, berada di empat besar merupakan sebuah kewajiban yang harus mampu untuk dicapai selain itu tim yang bermarkas di Anfield tersebut juga memiliki peluang bagus agar bisa lolos ke final Liga Champions. Pada tengah pekan ini pasukan Jurgen Klopp bakal berkunjung ke Stadion Olimpico menghadapi AS Roma dengan memiliki tabungan keunggulan 5-2 di leg pertama maka sang pelatih merasa percaya diri jika timnya tidak bakal mengalami nasib seperti Barcelona.(al)